Rabu, 30 Mei 2012

Tembok Ambruk Timpa Empat Rumah di Cililitan
Rabu, 30 Mei 2012 | 20:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tembok milik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pengembangan Bisnis dan Manajemen (STIE PBM) di Jl. Dewi Sartika, 4 E-F, Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (30/5/2012) ambruk menimpa atap warga.
Peristiwa tersebut diduga terjadi karena derasnya arus air yang berada di gorong-gorong bawah tembok sehingga mengakibatkan tanah mudah terkikis.
Masduki Suryo, Wakil Ketua Pasca Sarjana STIE tersebut mengungkapkan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB saat wilayah Cililitan, Jakarta Timur, diguyur hujan deras.
Saat itu, dirinya tengah berada di lantai dua bangunan dan hanya terdapat seorang stafnya di dalam ruangan.
"Staf saya di ruangan ini. Saya lagi di atas. Staf saya teriak-teriak. Pas saya datang air sudah meluap dari penutup gorong-gorong yang ada di ruangan sini," ujarnya kepada Kompas.com di lokasi kejadian.
Di dalam ruangan seluas 5x3 meter yang biasa difungsikan sebagai sekertariat pascasarjana tersebut terdapat sebuah penutup gorong-gorong berbahan semen selebar 50x50 sentimeter.
Saat kejadian, air menyembur dari lubang gorong-gorong hingga menyebabkan penutupnya terpental keatas dan menyemburkan air. "Ini bukan fiksi loh," lanjutnya.
Derasnya arus air yang keluar sempat membuat panik seluruh orang yang ada di bangunan tersebut. Air setinggi lutut orang dewasa tersebut juga mengakibatkan sejumlah perabotan mengapung.
Ternyata, air yang mengalir deras dari gorong-gorong tersebut membuat tanah di bawah tembok pembatas antara gedung dengan pemukiman warga, terkikis.
Hal tersebut lah yang mengakibatkan tembok setinggi dada orang dewasa tersebut menimpa empat rumah warga yang berada di bawahnya.
Beruntung, tak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut.
Menurut Suryo, gorong-gorong tersebut telah ada sejak zaman Belanda dan merupakan pertemuan dari tiga saluran air, yaitu pertigaan Jambul, Pusat Grosir Cililitan dan Hek, Kramat Jati.
Ia memperkirakan, musibah tersebut disebabkan menumpuknya sampah di dalam gorong-gorong.
"Tadinya di jalanan itu ada tiga sarangan buat nyaring sampah, tapi buktinya pas air keluar muncul sampah-sampah. Mungkin diangkat sama enggak tau siapa, biar gampang buang sampahnya," lanjutnya.
Akibat dari musibah tersebut, aktivitas sekolah terpaksa dihentikan oleh yayasan untuk memberikan rasa aman bagi mahasiswanya.
Sesaat setelah kejadian berlangsung, pihak yayasan telah menghubungi Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta untuk mengurus masalah tersebut bersama dengan warga.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, tembok tersebut berdempetan dengan rumah warga yang beralamat di Jl. Cililitan Kecil III Rt 11 RW 03, Cililitan, Jakarta Timur.
Namun ketinggian rumah warga lebih rendah dengan tembok sehingga reruntuhannya menimpa atap empat rumah.
Hingga kini, antara pihak yayasan dengan warga yang menjadi korban, belum menemukan titik temu, meskipun sebelumnya telah ada komunikasi. Akibat peristiwa tersebut, kerugian ditaksir puluhan juta rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar